Teknologi Agrikultur Modern Tingkatkan Pendapatan dan Produktivitas Petani

Teknologi Agrikultur Modern Tingkatkan Pendapatan dan Produktivitas Petani

Perkembangan era semakin maju tentunya menghadirkan berbagai inovasi pada lingkup hidup manusia. Mulai dari hiburan, pendidikan, kesehatan, hingga agrikultur tumbuh kembang menghadirkan berbagai peluang untuk mempermudah aspek kehidupan manusia. Salah satu yang penting tapi sering terlupakan adalah teknologi pertanian modern.

Meskipun tidak terlalu banyak mendapatkan perhatian, pertanian modern menjadi salah satu aspek penting karena berkaitan dengan ketersediaan jumlah bahan baku makanan yang bisa dikonsumsi manusia. Teknologi pertanian juga sering kali menghasilkan berbagai inovasi penting untuk menghadapi masalah kekurangan makanan yang sering dihadapi pada negara miskin maupun berkembang.

Yuk, simak penjelasan lengkap dan terbaru terkait penggunaan, pengembangan dan cara pertanian modern hadir di tengah-tengah kehidupan manusia.

Asal usul teknologi agrikultur modern

Diambil dari buku Pengantar Ilmu Pertanian oleh Ir. Edi Kusmiadi, pertanian didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengadakan ekosistem buatan yang berfungsi untuk menyediakan bahan makanan bagi manusia. Istilah pertanian sendiri juga sering disebutkan sebagai bercocok tanam.

Pada umumnya, aktivitas bercocok tanam atau pertanian memiliki 2 ciri utama yakni:

  • Proses produksi harus menghasilkan bahan-bahan organik dari zat anorganik dan bantuan tumbuhan maupun hewan.
  • Adanya usaha manusia untuk memperbaharui proses produksi yang bersifat reproduktif serta budidaya

Pertanian sendiri merupakan salah satu aktivitas yang sudah dilakukan seiring dengan kehadiran manusia di bumi, karena hasil panen serta pangan yang dikumpulkan kelak dikonsumsi oleh manusia. Perkembangan teknologi pertanian sendiri berada pada masa emas di tahun 1930-an, seiring dengan terjadinya revolusi industri yang membuat tenaga hewan bisa digantikan menjadi mesin.

Sebagai salah satu negara yang berada di Asia Tenggara dengan geografis yang beragam, dataran Indonesia juga memiliki diversifikasi vegetasi, iklim lembut, tanah yang subur dan juga kemampuan untuk mempertahankan populasi dengan stabil akibat perekonomian dari perburuan maupun penangkapan ikan.

Perkembangan teknologi pertanian modern di Indonesia

Teknologi pertanian modern di Indonesia sendiri mulai ramai dicanangkan pada masa orde baru oleh presiden kedua, Soeharto. Pada masa ini, muncul gagasan revolusi hijau yang sengaja dibuat untuk membuat Indonesia menjadi lumbung padi dunia. Untuk bisa mencapai misi tersebut, petani tradisional diminta untuk meninggalkan metode lama karena tuntutan hasil produksi yang besar.

Para petani kemudian diminta untuk mengikuti program Bimas (Bimbingan Massal) serta Panca Usaha Tani. Peralihan metode tersebut berhasil untuk meningkatkan jumlah produksi panen pangan dan padi dengan penggunaan bibit unggul hasil rekayasa genetika serta pestisida.

Sayangnya, keuntungan yang diterima petani maupun pemerintah hanya dirasakan dalam waktu 5 tahun. Setelah itu, sektor pertanian melemah dan banyak petani yang terhimpit kemiskinan serta jatuh miskin.

Pertanian modern kemudian hadir untuk mengembalikan masa emas petani dan juga meningkatkan hasil panen pangan serta produktivitas. Namun, upaya tersebut juga memiliki pro dan kontra atas dampak lingkungan maupun kesejahteraan petani.

Hal ini dikarenakan langkah pertanian modern yang dilakukan pemerintah berfokus pada penggunaan pestisida berlebih guna meningkatkan panen serta bibit unggul hasil rekayasa genetika. Metode ini justru menyebabkan erosi, pencemaran air dan tanah, menghasilkan ledakan hama serta menghilangkan varietas asli tumbuhan.

Ketergantungan tersebut membuat petani bergantung dan harus membeli bibit serta pupuk dari pihak ketiga dengan harga lebih tinggi. Padahal, petani dapat menyediakan benih serta pupuk alami secara mandiri. Akibatnya, biaya produksi membengkak dan untung yang didapatkan petani dari hasil panen tidak cukup untuk menutupi biaya tersebut.

Penggunaan teknologi agrikultur modern dalam kehidupan sehari-hari

Kehadiran artificial intelligence, Internet of Things (IoT), blockchain hingga teknologi lain seperti virtual reality dan augmented reality mulai perlahan masuk ke dalam aktivitas dan keseharian manusia. Untuk bisa berpacu dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, petani kemudian berinovasi dan juga beradaptasi menggunakan teknologi pertanian modern.

Istilah tersebut dinamakan Smart Agriculture yang merupakan evolusi dari konsep precision farming. Smart farming sendiri merupakan konsep manajemen pertanian yang menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian.

Konsep ini berbasis teknologi dan dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas serta kualitas melalui teknologi pemindaian tanah, manajemen data, akses GPS, dan teknologi Internet of Things.

Aplikasi smart agriculture yang dibuat mencakup pemantauan hasil pertanian, pemetaan lahan pertanian, manajemen irigasi, penyimpanan produk pertanian, pengantaran produk pertanian ke konsumen, dan lainnya. Hal ini dilakukan agar produksi berkualitas terus meningkat serta optimalisasi penggunaan tenaga kerja guna meningkatkan pendapatan petani.

Aspek penting pada konsep smart farming ini berada pada penyebaran sensor di sekitar lahan pertanian untuk mengetahui informasi terkait identifikasi lahan, cuaca maupun iklim, jenis tanaman di setiap lokasi, kondisi tanah, pupuk, benih, pestisida, panen, kerusakan hasil panen, jumlah produksi hingga pemasaran.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *